Back To Normal
Click Here To Subscribe Via Email

Subscribe To Our E-Mail Newsletter

Sunday 1 March 2015

Istri Yang Durhaka


Couch ModePrint It

 Renungan Malam


Salam Blogger
Selamat Wengi Wilujeung Malam

Postingan ini menceritakan tentang istri durhaka yang meninggalnya dia tetap menangis padahal sudah dikafani, mangga Dibaca !!!

KISAH NYATA RENUNGAN MALAM

JENAZAH MENANGIS SAAT DI KAFANI

 Saat itu di sebuah desa terdapat keluarga kecil yang amat sangat miskin. Terdiri dari 3 orang

1. Emon (ayah)
2. Ratih (Ibu)
3. Susi (Anak)
Kehidupan mereka sangat-sangat kekurangan, Bu ratih sendiri hanya bekerja sebagai penjaihit, sedangkan pak Emon hanya mengumpulkan barang-barang bekas.
Suatu ketika pak emon ingin mengadu nasib di kota. Dia meminta izin istrinya untuk pergi meninggalkannya. Bu ratih pun menyetujui.
Singkat cerita, pak emon segera pergi ke kota dengan anaknya (susi). Sesampai di kota, pak emon hanya menempati rumah gubuk yang tak berpenghuni itu. Tidak malah membaik, kehidupan pak emon di kota lebih menyedihkan daripada di kampung, tapi Alhamdulillah penghasilannya cukup buat makan dirinya dan anaknya.
Hampir 6 bulan berlalu, anaknya (susi) ingin pulang ke kampung karena kangen dengan ibunya. Akhirnya pak emon mengutuskan untuk kembali ke kampung.
Sesampai di kampung, betapa kagetnya pak emon dan susi. Rumahnya yang dahulu dari kayu lapuk, kini berubah menjadi semegah istana. Melihat pemandangan itu, pak emon langsung mengetuk pintu rumahnya. Di bukalah pintu itu oleh istrinya
Bu Ratih : Siapa kalian? Gembel darimana kalian?
Pak Emon : Ini aku Emon suamimu, dan ini Susi Anakmu.
Bu Ratih : Maaf ya, saya gak punya keluarga gembel seperti kalian (menutup pinti)
Pak emon hanya bisa menahan sakit hatinya. Susi sendiri pun hanya bisa menangis sambil memanggil-manggil ibunya. Akhirnya pak emon mengajak susi untuk pergi dari rumah itu.
Di dalam rumah, bu ratih melihat dari jendela. Karena takut suami dan istrinya kembali, ia segera bergegas pergi dari rumahnya, berniat menuju tempat kerjanya. Saking buru-burunya, bu ratih hampir saja menabrak truk, ia langsung membanting setir, tapi na'as, mobilnya malah menabrak kedua orang pejalan kaki yang tak berdosa.
Bu Ratih segera turun dan menghubungi polisi dan ambulan. Ia terkaget setelah tau bahwa yang ia tabrak adalah pak emon dan susi (suami dan anaknya). Ia melihat bagaimana anaknya dan suaminya melewati sakaratul maut. Nyawa keduanya tak bisa ditolong saat menuju rumah sakit.
Polisi yang sempat mengidentifikasi korban pun segera mengantar jenazah kedua korban itu menuju alamat yang tertera di KTP pak emon. Sesampai di alamat yang dituju, semua warga langsung berkumpul untuk bersiap-siap memakamkan kedua jenazah tersebut, tapi tak ada 1 keluarga yang memandikannya, sehingga banyak mengulur waktu.
Polisi bertanya kepada ibu ratih : "Ibu tau siapa keluarga korban ini?"
Ibu ratih menjawab : "TIDAK TAU"
Tiba-tiba jenazah susi mengeluarkan air mata, semua warga panik dengan apa yang sedang terjadi itu. Tanpa mengulur waktu, pak ustad segera memandikan jenazah keduanya hingga sampai mengkafaninya.
Sekali lagi polisi bertanya kepada warga : "Apa dari kalian ada yang tau siapa keluarga mereka? Kasihan jenazah ini."
Kali ini ada seorang warga yang menjawab : "Ibu itu, ibu itu adalah istri dan ibu dari kedua jenazah tersebut"
Tapi ibu ratih menjawab : "BUKAN, MEREKA CUMAN FITNAH"
Lagi-lagi jenazah susi menangis, kali ini makin banyak air mata yang ia keluarkan, pak ustad mengelap air mata susi yang tak berhenti mengalir itu.
Tiba-tiba pak emon terbangun : "IRITASI RINGAN? JANGAN DI KUCEK, PAKE INSTO. MATA KEMBALI SEGAR" (sambil bawa botol insto)
Semua warga langsung salto berjama'ah
*Moal seuri da carita sedih*
Semoga Bermanfaat
Salam Blogger

Click Here For Smileys :D
:D
:)
:[
;)
:D
:O
(6)
(A)
:'(
:|
:o)
8)
(K)
(M)

No comments:

Post a Comment